Recent Movies

Runner Runner : Judi Online yang Membawa Malapetaka


Film Runner Runner kembali menampilkan bakat lain yang dimiliki oleh Justin Timberlake. Dalam film ini Justin Timberlake berperan sebagai Richie Furst dan beradu akting dengan aktor kawakan Ben Afflack yang kemarin juga masuk dalam nominai Sutradara Terbaik Oscar 2013 lewat film Argo. Richie Furst (Justin Timberlake) merupakan seorang mahasiswa dari universitas Princeton yang memiliki bakat luar biasa dalam sistem perjudian game online. Meskipun ia bukan termasuk golongan mahasiswa kaya, tapi Richie memiliki ambisi besar untuk meraih sukses dan rela bersusah payah bermain serta membantu teman-temannya untuk menang dalam permain game online. Hidup yang baginya merupakan sebuah keberuntungan ini, seketika berubah menjadi malapetaka dimana ia mulai terbelit dengan beberapa permasalahan mulai dari pemecatan sampai teguran keras yang dilakukan pihak kampus karena terbukti aktif di bisnis perjudian game online di lingkungan universitas. Tidak hanya itu, Furst yang merasa dicurangi oleh salah satu situs judi online yang dimiliki Ivan Block (Ben Afflack), berusaha untuk mendapatkan uangnya kembali hingga ke Costa Rica.

Memiliki karakter yang licik dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan, Ivan Block ternyata adalah buronan FBI yang sudah lama diburu oleh aparat hukum. Lambat laun akhirnya Furst dan Ivan pun bertemu didaerah yang dikenal sebagai surga bagi para penjudi, Costa Rica. Furst yang awalnya hanya mengingkan uangnya kembali, ternyata tergiur dengan usaha yang dijalankan Ivan Block sampai akhirnya ia mendapatkan tawaran posisi penting. Seketika itupula, Furst berubah menjadi orang sukses dan memiliki banyak uang atas keahlian analisanya. Tapi tanpa disadari, kemakmuran yang ia dapat bukanlah tanpa resiko. Film yang lebih didominasi dengan pemandangan alam yang indah khas Costa Rica ini, ternyata juga memberikan gambaran bagaimana kejam dan brutalnya bisnis judi online. Bisnis tersebut mampu bertumbuh dengan pesat dan aman dengan modal suap ke aparat hukum disana. Disutradarai oleh Brad Furman, film ini juga memberikan sentuhan cinta segitiga antara Ivan, Furst dan Rebbeca yang apik dimainkan oleh artis cantik Gemma Arterton. Tidak lupa juga, Brad menyisipkan adegan yang memamerkan kemahiran Justin dalam menari bersama Gemma, sehingga ditengah ketegangan cerita ada sedikit jeda untuk menghibur penonton. Seperti diketahui, Ini bukanlah film pertama Justin, sebelumnya ia pernah terlibat di beberapa film diantaranya Friends with Benefits (2011) dan In Time (2011). Namun kali ini kualitas aktingnya kembali dipertaruhkan karena ia harus berduet dengan aktor sekaligus sutradara berbakat Ben Affleck.

Secara keseluruhan film Runner-Runner memiliki kisah yang menarik karena mengangkat latar belakang bisnis judi online. Hal itu dinilai sangat original mengingat perkembangan tekhnologi dan dunia internet sudah berkembang pesat saat ini. Selain itu kualitas akting para pemain di film ini juga sangat mumpuni, dimana hal tersebut terlihat jelas lewat sosok Ben yang berperan sebagai bandar judi online raksasa di dunia. Penasaran dengan apa yang terjadi antara Furst dan Ivan? serta apa yang terjadi pasca Furst meraih kesuksesan lewat bisnis judi onlinenya? jawabnya hanya bisa disaksikan lewat film Runner Runner yang sudah mulai tayang di cinema 21 mulai 27 September 2013.

Rush: Duel Seru Antara Niki Lauda dan James Hunt


Jika Anda merupakan penggemar balap mobil, khususnya F1, tentunya nama Niki Lauda dan James Hunt sudah tak asing lagi. Kedua pembalap yang berjaya di era 70 dan 80-an tersebut memang identik sebagai kompetitor hebat. Dan lewat Rush, Anda berkesempatan untuk mengenal keduanya lebih dekat lagi. Bermula ketika keduanya, Hunt (Chris Hemsworth) dan Lauda (Daniel BrĆ¼hl), masih 'beredar' sebagai pebalap pemula di F3. Duo jagoan ini dipertemukan di Monaco Grand Prix 1973, dimana saat itu Lauda baru saja memutuskan untuk meninggalkan kehidupan dan bisnis di tempat asalnya, Vienna, Austria. Ia memutuskan untuk beradu kecepatan di sirkuit balap. Sejak saat itu, persaingan antara Hunt dan Lauda terus bergulir dan semakin membara. Persaingan tersebut membawa karir mereka hingga ke pintu F1. Ditambah lagi dengan karakter mereka yang sangat bertolak belakang. Lauda, merupakan pribadi yang serius dan sangat fokus. Sementara Hunt, si flamboyan yang gemar berpesta, playboy, juga gemar berkelahi. Kompetisi diantara mereka tak hanya terjadi di arena balap, namun juga di belakang sirkuit.

Hingga suatu tragedi mengenaskan menimpa Lauda saat beradu balap di German Grand Prix 1976. Saat itu, lintasan tempat diselenggarakannya balapan terbilang sangat beresiko karena masih basah akibat hujan. Sementara sebelumnya, Lauda telah mengadakan pertemuan untuk mengambil suara apakah balapan tetap dilanjutkan atau tidak. Namun atas provokator Hunt, balapan tetap berlangsung. Absennya Lauda dari sirkuit balap dimanfaatkan dengan baik oleh Hunt. Dirinya beraksi maksimal dan terus memenangkan berbagai perlombaan. Belum pulih secara total bekas-bekas luka bakar Lauda, ia sudah memutuskan untuk kembali balapan di kompetisi terakhirnya di Jepang. Dan Hunt, sudah bersiap menantinya. Bukan sekedar film biografi biasa. Itulah yang akan Anda rasakan usai menyaksikan Rush. Film persembahan Cross Creek Pictures dan Exclusive Media Group ini tak cuma menghadirkan kisah kompetitor sejati di arena balap, namun juga persahabatan yang terjadi secara tidak langsung diantara keduanya.

Digarap oleh sutradara The Da Vinci Code (2006) dan Angels & Demons (2009) Ron Howard, film Rush menawarkan set yang apik khas era 70-an secara terperinci. Latar belakang lokasi, properti, gaya hidup, dan logat bahasa pun diperhatikan dengan seksama. Bersama dengan Peter Morgan sebagai penulis skenario, Rush memilki 123 menit durasi pemutaran film, dan tak menjenuhkan sama sekali lantaran Anda akan dibuat sibuk dengan hal-hal menarik yang intens terjadi di setiap adegan Rush. Adapun film yang mengocek anggaran produksi sebesar 38 juta dollar AS ini juga memberikan aksi-aksi memukau dan sangat nyata di arena balap saat itu. Mobil-mobil bermerek, seperti Ferrari, McLarren, dan lainnya pun disesuaikan dengan desainnya pada saat itu. Karena Rush adalah kisah tentang dua pebalap terkenal pada masanya, bintang-bintang yang terlibat juga merupakan pembawa lakon yang spektakuler. Disini, Chris Hemsworth, Daniel BrĆ¼hl, Olivia Wilde, Pierfrancesco Favino dan Alexandra Maria Lara adalah sejumlah nama beken yang meramaikan Rush.

Insidious 2: Kembali ke Alam Baka untuk Sang Ayah


Anda tentu masih ingat bagaimana akhir cerita di film Insidious pertama, dimana sang Ayah, Josh Lambert (Patrick Wilson) berhasil menyelamatkan anaknya, Dalton (Ty Simpkins) dari dunia astral. Yang menjadi pertanyaan di akhir cerita adalah, apakah Josh Lambert adalah Ayah yang sebenarnya yang kembali ke dunia nyata atau masih dirasuki hantu wanita yang mengikutinya setelah menyelamatkan Dalton dari dunia astral? Insidious 2 akan menjawab teka-teki itu. Film Insidious 2 akan memperlihatkan kehidupan keluarga Josh Lambert yang mulai hidup normal. Namun semuanya berubah mencekam ketika dentingan piano mulai mengalun sendiri, benda-benda mati yang bergerak sendiri dan sesosok hantu wanita dengan pakaian kuno menampakan wujudnya kembali. Keluarga Lambert kali ini berusaha mengungkap misteri masa lalu Ayahnya sendiri, Josh Lambert. Misteri tersebut membuat keluarga mereka kembali berhubungan dengan alam gaib dan dihantui kejadian-kejadian aneh yang bahkan lebih mengerikan dari sebelumnya. Dalton dengan bakat alam bawah sadarnya, akan mencoba menemukan ayahnya di dunia astral. Film Insidious menjadi salah satu film horror yang meraih sukses sepanjang tahun 2011. Pendapatan totalnya pun mencapai 95 Juta dollar AS atau sekitar Rp 843,3 Miliar. Dan James Wan akan kembali menduduki kursi sutradaranya. Dengan tim produksi yang sama, dia masih mampu meramu terror yang lebih mencekam di film Insidious 2 ini.

Film dari rumah produksi Sony Picture tersebut menyajikan Insidious 2 dengan efek suara dan gambar yang sangat natural namun kental dengan suasana mistis yang mencekam dari sebuah rumah. Kemunculan-kemunculan penampakan hantu pun tidak bisa ditebak kehadirannya. Tentunya hal itu bisa membuat jantung Anda kian berdebar kencang karena merasa terkejut dan takut karena kemunculan hantu-hantu menyeramkan. Dengan durasi 105 menit menyaksikan Insidious 2, Anda akan merasakan juga teror hantu yang menakutkan yang muncul secara tiba-tiba dihadapan kalian. Tingkat ketegangan memang sangat tinggi, namun adegan yang mengharukan juga ditampilkan dengan cara yang cerdas. Aksi konyol Tim Pemburu Hantu, Tucker (Angus Sampson) dan Spechs (Leigh Whannell) juga mampu mencairkan suasana tegang dan memancing tawa.

Bagi yang belum pernah menonton film Insidious pertama, Anda tak perlu khawatir tidak bisa memahami Insidious 2, karena di film tersebut ditampilkan kejadian dari peristiwa sebelumnya. Secara keseluruhan film Insidious 2 benar-benar menawarkan unsur horor yang mumpuni dan sangat menegangkan. Khusus bagi para pecinta film horor, film arahan sutradara James Wan ini tentunya tidak boleh terlewatkan Mampukah Dalton menyelamatkan Ayahnya dari dunia astral? Bebaskah mereka dari teror hantu-hantu mengerikan? Temukan jawabannya dengan menyaksikan Insidious 2 di Cinema 21 mulai 24 September 2013.

Malavita: Kehidupan Baru yang Penuh Resiko


Mungkin benar bila latar belakang keluarga adalah salah satu faktor terbesar penentu jati diri Anda. Meski demikian, apapun latar tersebut, entah baik atau buruk, tetaplah saling berpeluk erat dan saling dukung satu sama lain. Setidaknya itulah yang dapat dipetik dari Malavita. Bermula ketika seorang bos mafia asal Italia, Giovanni Manzoni (Robert De Niro) dan keluarganya harus mengungsi ke Normandia, sebuah kota kecil di Perancis. Bukan tanpa alasan hal itu terjadi. Pasalnya, Giovanni sedang dalam program perlindungan saksi pasca dirinya mengadukan kelompok mafianya tersebut kepada CIA. Kepindahan Manzoni ke Normandia dapat dikatakan sebagai upaya untuk memulai hidup baru, dan ucapan terimakasih dari CIA karena telah membocorkan tentang kelompok mafia yang dulu diketuainya itu. Demi menjaga keselamatan keluarga Manzoni, CIA pun mengganti identitas mereka semua. Sang istri, Maggie (Michelle Pfeiffer), Belle (Dianna Agron) anak perempuannya, dan Warren (John D'Leo) anak laki-lakinya, menjadi objek pengawasan utama dari agen CIA terbaik (Tommy Lee Jones) yang telah dipercaya untuk melindungi dan menghindari keluarga tersebut dari 'kekacauan'.

Namun tetap tak bisa dipungkiri, keempat anggota keluarga kecil ini selalu terlibat masalah. Atau mungkin justru menjadi penyulut masalah karena cara mereka yang sangat 'ramah' dalam bersosialisasi dengan lingkungan barunya. Hingga hal yang tidak mereka inginkan pun terjadi. Keberadaannya di Normandia mulai tersorot hingga terdengar oleh salah seorang mantan kroninya. Film persembahan rumah produksi EuropaCorp dari Perancis ini benar-benar menawarkan kisah yang menarik. Selain karena terlibatnya bintang-bintang kelas wahid seperti Robert De Niro dan Tommy Lee Jones, kehadiran Luc Besson sebagai sutradara sekaligus penulis juga menjadi perhitungan lainnya.

Dengan durasi pemutaran selama 110 menit, Malavita menyajikan kemasan yang sesuai dengan porsinya. Tingkat ketegangan, humor, dan drama dibalut dengan sangat indah hingga tak nampak berlebihan. Selain itu, Besson juga memilih cara unik dalam pengemasannya. Malavita memiliki banyak inti cerita yang justru terkandung dalam kutipan-kutipan dialog dari para pemain, bukan dengan penampilan dari adegannya. Adapun keunikan lain dari Malavita adalah aksen/ logat bicara yang konsisten sedari detik pertama hingga credit title muncul. Jika Anda menggemari film dengan nuansa sedikit berbeda, maka Malavita adalah pilihannya. Meski tidak menampilkan sudut keindahan dari negara Perancis, namun Malavita memiliki kisah keluarga dan petualangan yang sangat sayang bila dilewatkan. Jangan lupa saksikan Malavita yang akan segera tayang di Cinema 21 pada 20 September 2013.

2 Guns: Kolaborasi Diluar Batas Agen Rahasia


Jika Anda berprofesi sebagai seorang agen rahasia, mungkin Anda tahu betapa sulitnya menaruh kepercayaan pada orang lain selain diri Anda sendiri. Tetapi setidaknya, dalam 2 Guns, duo jagoan dari beda lisensi ini mampu bersatu dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Seorang agen DEA, Robert 'Bobby' Trench (Denzel Washington), dan seorang Perwira Angkatan Laut, Marcus Stigman (Mark Wahlberg) sedang melakukan penyamaran guna menyelidiki kasus pencurian uang dan perdagangan narkoba yang dilakukan para mafia. Lucunya, kedua jagoan ini tak saling tahu latar belakang masing-masing. Keduanya juga tak pernah saling percaya satu sama lain, meski terlihat akur. Dengan tujuan masing-masing, dan berdasarkan perintah dari masing-masing atasan, mereka hanya menjalankan tugas mereka. Hingga suatu ketika keduanya mulai mencurigai satu sama lain, dan akhirnya terbongkar. Saat itulah mereka berpisah dan beraksi sendiri. Naasnya, baik Bobby maupun Stig ternyata hanyalah kacung daripada atasan-atasan mereka. Rencana yang mereka buat semakin kacau dan diluar kendali. Akhirnya keduanya pun tak memiliki pilihan lain untuk bersatu dan bersama-sama mencari jalan keluar dari kasus yang melibatkan banyak pihak tersebut. 2 Guns, sebagai persembahan dari Boom Entertainment akan segera hadir menghiasi layar lebar Cinema 21. Film laga dengan sentuhan komedi ini menyuguhkan aktor kawakan Denzel Washington, dan Mark Wahlberg secara berdampingan. Dua aktor beda angkatan ini nampak begitu kompak dan harmonis dalam menyabet lakon mereka masing-masing.

Meski dikategorikan sebagai film laga, namun Blake Masters selaku penulis skenario dan Baltasar Kormakur sebagai sutradara memilih untuk tidak meninggalkan keutuhan ceritanya. 2 Guns yang digarap berdasarkan novel grafis Boom! Studios karya Steven Grant ini tetap mengedepankan makna, dan tidak semata-mata efek-efek pertempuran belaka.

Tayang selama 109 menit dirasa sangat pas untuk menyaksikan dan merasakan ketegangan yang disodorkan oleh 2 Guns. Tenang saja, Anda tidak akan dibuat terlalu ngos-ngosan karena ketegangan yang tiada henti, namun sisipan humor dibeberapa adegan akan meleburkan ketegangan Anda dan membuat Anda lebih menikmati kelangsungan film 2 Guns. Boleh dibilang, film yang berlokasi syuting di Louisiana, AS ini patut dipertimbangkan untuk menjadi pilihan Anda berkunjung ke Cinema 21. Perlu diketahui pula, dengan estimasi anggaran produksi sebesar 61 juta dollar, sampai saat ini, 2 Guns telah meraup 83 juta dollar dari seluruh pemutarannya di penjuru dunia. Angka tersebut diperkirakan masih akan terus bergulir, mengingat 2 Guns baru akan tayang di Cinema 21 tertanggal 18 September 2013.

Kick-Ass 2: Keputusan Sulit sang Superhero


Sejak Dave Lizewski (Aaron Taylor-Johnson) eksis sebagai Kick-Ass, banyak orang yang mulai meniru tindakan positifnya dengan ikut menjadi 'superhero' bertopeng demi menegakkan keadilan. Namun pada kenyataannya Dave malah bermalas-malasan karena merasa sudah banyak yang aktif melanjutkan tugasnya. Adalah Mindy Macready (Chloƫ Grace Moretz) alias Hit Girl yang membantu semangat Dave sekaligus melatihnya agar lebih kuat lagi. Namun pada saat Dave mulai aktif dan bersemangat berpatroli sebagai Kick-Ass, Mindy justru mundur menjadi Hit Girl. Kegalauan pun mulai melanda Dave, meskipun pada akhirnya ia menemukan sahabat superhero baru seperti Dr. Gravity (Donald Faison), Insect Man (Robert Emms), Night Bitch (Lindy Booth) dan Colonel Stars (Jim Carrey). Mereka membentuk kelompok Justice Forever untuk saling bahu-membahu memberantas kejahatan.

Masalah mulai muncul ketika seseorang bernama Chris D'Amico (Christopher Mintz-Plasse) terobsesi untuk membunuh Kick-Ass. Ia pun mengganti namanya dan ikut mengunakan kostum 'khas' penjahat kelas dunia bernama The Motherfucker. Dengan kekuatan 'super' yang dimiliki The Motherfucker, ia pun dengan mudah merekrut penjahat-penjahat lain yang ingin memusnahkan kelompok superhero seperti Kick-Ass dan Justice Forever. Sukses dengan film sebelumnya di tahun 2010, kini film Kick-Ass kembali hadir dengan kemasan yang lebih seru, lebih lucu dan lebih menarik. Masih mengangkat tema superhero yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan spesial, Kick-Ass 2 tetap mampu menyajikan hiburan yang 'mengikat' pandangan Anda ke layar bioskop lewat kisah dan adegan-adegan yang mumpuni. Kick-Ass 2 menawarkan kisah yang lebih luas dari sebelumnya karena melibatkan banyak 'superhero' dan penjahat didalamnya. Selain itu, cerita yang ditawarkan juga lebih emosional dan mendalam tentang kegalauan 'superhero' yang dihadapkan dengan 2 pilihan penting dalam hidupnya. Sesuai dengan judulnya, film ini benar-benar menyajikan unsur action yang sangat dahsyat dan sesekali akan membuat Anda ikut merasakan ngilu dengan adegan laga yang ditampilkan. Tentunya hal itu juga dibalut dengan tambahan komedi yang pas pada tempatnya, sehingga Anda akan sering tertawa saat menonton Kick-Ass 2 dari awal sampai akhir film.

Secara keseluruhan, Kick-Ass 2 merupakan sebuah film dengan paket tontonan yang lengkap karena didalamnya terkandung unsur drama, action dan komedi yang tidak saling tumpang tindih. Disinilah kualitas sang sutradara Jeff Wadlow, patut diacungi jempol karena mampu menaruh bagian-bagian yang sesuai dengan kebutuhan film. Hal serupa juga ditunjukkan para aktor yang terlibat di Kick-Ass 2, Anda akan dibuat jatuh hati dengan karakter yang mereka lakoni baik itu dari sosok superhero maupun penjahatnya. Bagi Anda yang ingin menonton Kick-Ass 2 tapi belum menonton film sebelumnya, Anda tidak perlu khawatir karena layar lebar tersebut masih bisa dinikmati karena banyak penjelasan yang terkandung didalamnya. Apakah yang menjadi kegalauan sang superhero? Mampukah ia memilih keputusan yang tepat dan melawan kelompok The Motherfucker? Temukan jawabannya dengan menonton Kick-Ass 2 yang mulai tayang di Cinema 21 mulai 11 September 2013.

Arbitrage: Dibalik Kehidupan Harmonis Seorang Pebisnis


Bagi Anda yang penasaran dengan bagaimana hiruk pikuk kehidupan seorang pebisnis ulung Amerika Serikat, sutradara Nicholas Jarecki telah merangkumkannya untuk Anda dalam film Arbitrage, dan bagaimana pengemasan tersebut dieksekusikan secara apik. Sebuah perusahaan bisnis berkelas, keluarga yang harmonis, istri yang cantik dan putri yang pintar nampaknya sudah cukup sempurna jika dimiliki oleh seseorang. Adalah Robert Miller (Richard Gere), yang menjadi pria beruntung tersebut. Saat perayaan ulang tahunnya yang ke-60, Robert pun menyelenggarakannya dengan sederhana dan penuh makna di kediaman mewahnya bersama keluarga tercinta. Pada umumnya, pebisnis ulung seperti dirinya merupakan orang dengan segudang aktifitas. Kesehariannya disibukkan dengan pertemuan-pertemuan bersama orang-orang besar lainnya dan membicarakan sejumlah peluang bisnis, juga angka-angka melangit.

Diluar itu semua, Robert pun memiliki kehidupan gelap dengan seorang wanita yang sedang meniti karirnya di dunia seni, Julie Cote (Laetitia Casta). Disewakannya apartemen untuk Julie tinggal, juga dibantunya Julie dalam melangsungkan pameran dari galeri yang dimilikinya. Sayangnya, Julie selalu menjadi prioritas kedua untuk Robert. Hingga suatu ketika, demi membahagiakan sang kekasih gelap, Robert pun mengajaknya untuk pergi berlibur. Hanya berdua, Robert dan Julie. Ia menyelinap keluar dari rumahnya lewat dari tengah malam dan pergi menemui Julie. Wacana keberangkatan mereka untuk bepergian berdua nampaknya tidak berlangsung mulus. Pasalnya, mobil yang dikendarai Robert justru mengalami tabrakan dan lebih naas lagi, Julie pun meninggal. Lepas dari kejadian tersebut, satu per satu kemalangan dan kesulitan menimpa kehidupan Robert. Apakah Robert akan menjadi tersangka dari kasus kematian Julie? Lantas bagaimana dengan perusahaan kokoh yang tengah dibangunnya susah payah? Arbitrage merupakan kisah drama yang disisipi misteri-misteri kehidupan pada umumnya. Mungkin sebagian dari Anda pernah mengalami hal serupa, bagaimana ketika sebuah manipulatif menyelubungi seluruh hari-hari Anda. Meski tak ada unsur misteri yang kental, namun Arbitrage cukup memperhitungkan esensi dari ceritanya sendiri. Anda akan diperlihatkan bagaimana upaya seorang Ayah demi bertanggung jawab atas keluarganya, bisnisnya, dan insiden yang tidak ia dambakan.

Dibawah produksi Green Room Films dan Treehouse Pictures, Arbitrage memang lebih menyokong dan berfokus pada tokoh Robert Miller sendiri. Kendati demikian, hal tersebut tidak akan menjemukan. Sang sutradara dengan sukses akan selalu membuat Anda penasaran dengan bagaimana kelangsungan kisah ini, dan bagaimana akhirnya. Adapun tak hanya Richard Gere, sejumlah bintang hebat juga turut mendukung Arbitrage, seperti Susan Sarandon, Tim Roth, Brit Marling, dan Nate Parker. Dengan durasi pemutaran selama 107 menit, Arbitrage menawarkan kisah dengan akhir yang tak akan Anda duga. Perlu diingatkan, Arbitrage bukanlah film misteri. Memang misteri menjadi esensi dalam kisahnya, namun bukan suatu hal yang mengharuskan Anda untuk berpikir saat menyaksikan film ini.

Planes: Ketika Pesawat Ladang Menjadi Pembalap Hebat


Dusty (Dane Cook) mulai bosan dengan rutinitasnya sebagai pesawat penyemprot ladang pemembasmi hama. Dusty bermimpi suatu saat nanti dia akan menjadi pembalap yang hebat. Dia bertekad untuk menaklukan angkasa dan terbang tinggi. Dusty pun akhirnya mendapat kesempatan untuk mengikuti kejuaraan balapan terbesar. Namun sebagai pesawat terbang, ternyata Dusty adalah pesawat yang takut akan ketinggian. Untuk mengatasi hal tersebut, Dusty mendapat bantuan dari mentornya Skipper (Stacy Keach) dan sejumlah teman-teman baru untuk mewujudkan impiannya itu.

Dalam perlombaan tersebut, Dusty mendapat banyak petualangan baru. Dusty yang takut ketinggian mencoba untuk terbang rendah dan menghadapi banyak rintangan. Dia melewati lautan, gunung es dan gurun dengan kecerdikannya. Walau telah berlatih keras, usaha Dusty untuk menjadi pembalap ternyata masih saja sulit. Film yang disutradarai Klay Hall ini menawarkan cerita yang sangat ringan. Kisah yang ditampilkan sangat menghibur dan pesan-pesan moral yang baik dan patut ditiru anak-anak pun sangat beragam. Meski begitu, film ini layak disaksikan berbagai usia. Kepercayaan diri, pantang menyerah dan perjuangan untuk menjadi yang terhebat, dapat menjadi pelajaran yang bisa dipetik anak-anak setelah menonton film ini. Walt Disney Picture juga menyajikan kualitas gambar yang sangat berwarna dan hidup sehingga mewakili jiwa anak-anak yang aktif dan bersemangat.

Secara keseluruhan, film berdurasi 92 menit ini dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mengisi waktu liburan bersama. Cerita yang ringan dan inspiratif bisa menjadi paket lengkap antara hiburan dan pendidikan untuk anak-anak. Film Planes semakin seru karena bisa disaksikan secara 3D. Sehingga film ini dapat dinikmati secara maksimal dan kalian seakan-akan merasakan petualangan bersama Dusty, Si pembalap hebat! Mampukah Dusty menjadi pembalap hebat? temukan jawabannya dengan menonton film Planes yang sudah mulai tayang di Cinema 21 mulai hari ini.

The Internship: Usaha Keras untuk Bergabung dengan Google


Dua sahabat yang sama-sama berprofesi sebagai sales yaitu Billy McMahon (Vince Vaughn) dan Nick Campbell (Owen Wilson), terpaksa harus mencari pekerjaan lain karena perusahaan tempat mereka bekerja telah tutup. Atasan mereka menganggap, perkembangan tekhnologi membuat tenaga sales 'jalanan' sudah tidak terpakai lagi meskipun keduanya memiliki prestasi yang sangat bagus. Sejak keduanya menganggur, kehidupan mereka pun kian suram. Billy mulai bertengkar dengan pasangannya dan Nick bingung tentang masa depannya yang stagnan. Meskipun Nick bisa menyambung hidup dengan bekerja sebagai sales ranjang, tapi ia merasa tidak nyaman dengan perlakuan seniornya. Ketidaknyamanan Nick seakan sirna setelah Billy datang dengan ide untuk melamar di perusahaan Google. Mereka mengawalinya dengan proses magang dan berkompetisi dengan kelompok magang yang lain. Karena Billy dan Nick kurang paham dengan dunia digital, maka proses untuk bergabung dengan perusahaan Google tidak semudah yang mereka bayangkan. Keduanya harus berhadapan dengan anak muda yang kreatif, pintar dan paham dengan dunia internet. Bergabung dengan perusahaan besar merupakan impian semua orang agar bisa hidup mapan. Itulah yang coba diangkat di film ini, dan tentunya Anda akan melihat bagaimana uniknya kantor Google serta fasilitas-fasilitas yang terdapat didalamnya.

Inti dari film ini sebenarnya ingin menggambarkan kalau pola hidup di masa lampau belum tentu tak relefan di jaman modern seperti sekarang. Tidak semua kenikmatan hidup bisa didapat dengan bantuan peralatan elektronik dan jaringan internet. Semuanya tetap bisa berkolaborasi dengan apik tanpa harus saling 'membunuh'. Secara keseluruhan, film The Internship sangatlah menarik karena mengangkat tema tentang semangat hidup ditengah persaingan yang kian ketat.

Selain itu, film ini bisa memberikan gambaran dengan sangat detail tentang cara kerja dan suasana kerja di perusahaan raksasa, Google. Mengenai kualitas akting, dua aktor papan atas Owen Wilson dan Vince Vaughn sudah tidak perlu diragukan lagi. Keduanya mampu berduet dengan sangat apik dan natural serta membuat kisah dari film The Internship menjadi lebih hidup. Mampukah Billy dan Nick bergabung dengan Google meskipun memiliki banyak keterbatasan? seperti apa suasana di kantor Google sebenarnya? temukan jawabannya dengan menonton film The Internship yang mulai tayang pada hari ini di Cinema 21.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Sinopsis Film - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger